Senin, 27 Juli 2015

Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson

TEORI PSIKOSOSIAL ERIKSON
Erik Erikson (1902-1994) mengakui kontribusi Sigmund Freud namun ia menganggap bahwa Freud keliru dalam menilai sejumlah dimensi penting dalam perkembangan. Erikson (1950, 1968) mengajukan serangkaian tahap-tahap psikososial atau psychosocial stages. 

Teori Psikososial merupakan salah satu dari teori perkembangan psikoanalisis. Jika menurut Freud (psikoseksual) motivasi utama manusia pada hakikatnya bersifat seksual, maka menurut Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan mencerminkan hasrat untuk bergabung dengan manusia lain. 

Dan menurut Erikson perubahan 'dalam perkembangan' berlangsung sepanjang masa hidup. Sementara menurut Freud kepribadian dasar kita dibentuk selama lima tahun pertama dari kehidupan.


Menurut teori Erikson ini, kemajuan manunisa dicapai melalui delapan tahap perkembangan yang berlangsung seumur hidup. Dimana pada tiap tahapnya individu dihadapkan pada sebuah krisis yang merupakan suatu tugas perkembangan yang harus diselesaikan.

Jika individu berhasil menyelesaikan krisis/ tugas perkembangan yang dihadapinya maka perkembangannya dikatakan sehat. Semakin berhasil individu menyelesaikan krisis yang dihadapi, semakin sehat perkembangan individu tersebut (Hopkins, 2000).


Lihat tabel tahap-tahap Erikson dibawah ini !

Psikososial_Erik_Erikson
Tabel I. Tahap Perkembangan Psikoanalisis Erikson














Seperti yang kita lihat di Tabel I., perkembangan dibagi ke dalam 8 tahapan kehidupan.
  • Tahap pertama perkembangan psikososial  yaitu Kepercayaan versus Ketidakpercayaan.
 
  • Tahap kedua yaitu Otonomi versus Malu dan ragu-ragu.
 
  • Tahap ketiga yaitu Prakarsa versus Rasa Bersalah.
 
  • Tahap keempat yaitu Tekun versus Rendah diri.
 
  • Tahap kelima yaitu Identitas versus Kebingungan.
 
  • Tahap keenam yaitu Keintiman versus Keterkucilan.
 
  • Tahap ketujuh yaitu Bangkit versus Stagnasi.
 
  • Tahap kedelapan yaitu Integritas versus Kekecewaan.

Teori Psikoseksual Sigmund Freud

SIGMUND FREUD DAN TEORI PSIKOSEKSUAL



Sigmund Freud (1856-1939) merupakan seorang Austria keturunan Yahudi. Ia merupakan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Teori Psikoanalisis oleh Freud yaitu teori Psikoseksual -merupakan teori perkembangan yang bisa di bilang kontroversial.

Teori Psikoseksual didasarkan atas pengalamannya dalam menangani kehidupan mental pasien-pasiennya. Ketika Freud mendengarkan, menggali, dan menganalisis pasien-pasiennya, ia menjadi yakin bahwa masalah mereka bersumber dari pengalaman-pengalaman di masa awal kehidupan. Sebagai seorang dokter yang mengambil spesialisasi di bidang Neurologi, Freud meluangkan sebagian besar masa hidupnya di Wina. Menjelang akhir karirnya ia pindah ke London untuk melarikan diri dari rezim Nazi yang anti-Yahudi.



Tahap-tahap psikoseksual  terbagi ke dalam lima tahap, dimana di setiap tahap perkembangan individu memperoleh kenikmatan di suatu bagian tubuh tertentu.
Lihat tabel di bawah!

Tahap_Freudian
Tabel I. Tahap-Tahap Perkembangan oleh Freud


  • Tahap Oral / oral stage ialah tahap perkembangan Freudian yang pertama. Berlangsung di 18 bulan pertama sejak anak lahir. Pada tahap ini, kenikmatan bayi dipusatkan di daerah mulut, misalnya dengan menghisap, mengunyah, menggigit.

    Pernahkah kamu melihat bayi yang menghisap jempolnya? Atau saat bayi baru tumbuh gigi bayi akan senang menggigit mainannya? Kamu juga pasti pernah melihat bayi yang memuntahkan makanan, hal itu karena si bayi merasa makanan tidak nikmat. Jadi jelas bahwa pada tahap ini pusat kenikmatan anak terletak di mulutnya.




  • Tahap Anal / anal stage merupakan tahap Freudian kedua yang berlangsung dari usia 18 bulan hingga 3 tahun. Pada tahap ini kenikmatan terbesar pada anak adalah di daerah anus atau di fungsi pengeluaran yang terhubung dengan anus. Mengeluarkan feses menghilangkan perasaan tekanan yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan.
Pada tahap ini biasanya orang tua akan mengajarkan latihan defakasi/ toilet training. Nah, jika orang tua dalam melatih terlalu bersikap keras, maka anak akan menahan fesesnya dan mengalami sembelit atau susah buang air besar, sementara orang tua yang tidak mengajarkan toilet training anak akan melampiaskan ketegangannya dengan membuat feses di waktu dan tempat yang tidak tepat atau sembarangan.

Hal tersebut bisa berdampak buruk kedepannya. Namun jika orang tua mengajarkan toilet training dengan sifat membimbing yang baik akan berdampak baik pula kedepannya, misalnya anak akan menjadi lebih disiplin atau terarah.






  • Tahap Falik / phallic stage ialah tahap Freudian ketiga yang berlangsung di usia 3 hingga 6 tahun. Di tahap ini kenikmatan terbesar pada anak dipusatkan di daerah genital.
    Di tahap ini ada yang di sebut odipus kompleks yaitu kateksis objek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya. Dan anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya. Atau anak laki-laki ingin seperti ayahnya dan anak perempuan ingin seperti ibunya.



  • Tahap Laten / latency stage ialah tahap perkembangan Freudian keempat yang berlangsung di usia 6 tahun hingga masa pubertas (usia wajib sekolah). Anak menekan semua minat dalam hal seksualitas serta mengembangkan keterampilan sosial dan intelektualnya.


  • Tahap Genital / genital stage ialah tahap Freudian yang terakhir atau kelima yang berlangsung sejak masa remaja hingga masa selanjutnya. Tahap genital adalah masa kebangkitan seksual. 
Pada tahap ini impuls seks mulai disalurkan ke objek di luar, misalnya seperti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis hingga menyiapkan pernikahan dan membentuk keluarga sendiri. Tahap ini berlangsung hingga individu tutup usia...






Minggu, 26 Juli 2015

TEORI PSIKOANALISIS

Teori Psikoanalisis ini menekankan proses perkembangan terutama berlangsung secara tidak disadari atau di luar kesadaran dan sangat diwarnai oleh emosi.

Para ahli psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman di masa awal dengan orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan, khususnya teori Psikoanalisis oleh Freud. Pemahaman sepenuhnya mengenai perkembangan hanya akan dicapai melalui analisis terhadap makna-makna simbolis dari perilaku serta menelaah pikiran yang lebih dalam (Bornstein , 2003).


Teori perkembangan yang masuk ke dalam teori Psikoanalisis yaitu:


untuk lebih jelasnya simak dari link diatas ya. . 




note:
1. Teori psikososial lebih menekankan proses-proses emosional, sedangkan teori psikoseksual menekankan proses-proses emosional dan biologis dalam melihat perkembangan.
2.  Jika menurut Freud (psikoseksual) motivasi utama manusia pada hakikatnya bersifat seksual,
Maka menurut Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan mencerminkan hasrat untuk bergabung dengan manusia lain.
3.   Menurut Erikson (psikososial) perubahan 'dalam perkembangan' berlangsungg sepanjang masa hidup. Sementara menurut Freud kepribadian dasar kita dibentuk selama lima tahun pertama dari kehidupan.






DEFENISI KEBUDAYAAN MENURUT BEBERAPA AHLI

Budaya berasal dari akar kata bahasa Sanskerta, yaitu bhud yang artinya budi. Sehingga budaya diartikan sebagai hasil budi daya cipta manusia. Sedangkan Kebudayaan berasal dari kata buddhayah (bentuk jamak dari) yang berarti budi atau akal. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai keseluruhan gagasan, karya, dan akal budi manusia yang diciptakan dengan sengaja dan terus dikembangkan demi kebutuhan dan kepuasan manusia.

Kebudayaan sama dengan cultuur (bahasa Belanda) dan culture (bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin Colere yang berarti : mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah pertanian (bertani). Jadi, kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan atau hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara belajar.


Bagi Ilmu Sosial, kebudayaan adalah seluruh dari kelakuan dan hasil manusia, kelakuan yang diatur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan dengan belajar yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan adalah tingkah laku yang harus dipelajari oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Antropologi Budaya, kebudayaan adalah cara orang bersikap dan bertingkah laku yang dipelajari, yang indah dan menjadi adat kebiasaan masyarakat beserta hasilnya.



Sabtu, 25 Juli 2015

PENGERTIAN SEJARAH MENURUT AHLI

Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S Poerwadarminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian berikut:
  1. Sejarah berarti silsilah atau asal-usul
  2. Sejarah berarti kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
  3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau


Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut :
  • Jumlah perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita
  • Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita
  • Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita


Dari kedua defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sejarah dapat dipandang sebagai 1. Ilmu dan dipandang sebagai 2. Kejadian atau peristiwa dan 3. Asal-usul
Adapula yang mengatakan sejarah sebagai suatu seni dan lain sebagainya (dibahas dalam postingan berikutnya)




Sementara Sejarawan terkenal Langlois - Seignobos merumuskan sejarah sebagai apa yang disusun atau dikonstruksikan dari dokumen atau juga sejarah adalah penggunaan dokumen menurut pengetrapan tertentu.

PENGERTIAN SEJARAH


Seperti yang telah dibahas dalam postingan SEJARAH I, bahwa sejarah tidak akan pernah terulang namun saling berhubungan karena berada dalam waktu (Masa Lalu-Kini-Masa Depan). Seperti halnya ucapan dalam pidatonya seorang pujangga dan sejarawan Belanda Willem Bilderdijk (1756-1831) di tahun 1811 yaitu :
“Apa yang timbul dan apa yang tenggelam,
tidak tercerai berai, melainkan berkesinambungan.
Hari kemarin memangku hari sekarang,
Dan hari sekarang menumbuhkan hari depan”


Sejarah juga dijadikan pelajaran, agar:
  1. Peristiwa-peristiwa sejarah yang buruk tidak terjadi lagi, contohnya Perang Dunia, Penjajahan, dsb.
  2. Peristiwa-peristiwa sejarah yang mengandung kebaikan dijadikan contoh untuk mengulang kebaikan atau kesuksesan di masa yang lalu, contohnya Penemuan-penemuan, kesuksesan negara maju, dsb.
 
Sejarah juga memperkuat perasaan akan realitas sehingga tidak menimbulkan harapan-harapan seperti zaman keemasan datangnya Ratu adil, dsb. Seperti ucapan Barzun yang mengatakan bahwa "Sejarah menggembleng jiwa manusia menjadi kuat dan tahan dalam menghadapi teror dan kekacauan dalam kehidupan kita". Juga seperti apa yang diucapkan Langlois Seignobos bahwa "Sejarah mempunyai pengaruh hygienis terhadap jiwa kita karena membebaskannya dari sikap serba-percaya belaka". (dikutip dari Arsip dan Sejarah:1980)




SEJARAH

SEJARAH I

Kali ini tulisan saya mengenai "SEJARAH"! Kenapa?? karena Sejarah itu penting. Kalau tidak ada sejarah gimana kita mau memaknai hidup ini, kalau tidak ada sejarah maka tidak ada pula pelajaran yang bisa kita petik untuk hari ini dan hari-hari yang akan datang??
Selain itu alasan saya menulis mengenai SEJARAH tidak lain dan tidak bukan karena saya mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah :D


Apakah sebenarnya pengetahuan sejarah itu??!
Apakah sejarah seperti yang dikatakan Carlyle "hanya suatu tumpukan debu saja" , atau "kebohongan yang disetujui" seperti defenisi dari Napoleon, atau seperti pendapat penyair Paul Valery yang menganggap bahwa "Sejarah adalah produk yang paling berbahaya dari proses kimia dalam intelek manusia" ?? (Arsip dan Sejarah :1980)




Nah karena sejarah itu penting, maka belajar atau studi sejarah itu juga penting! Bukan hanya karena dengan sejarah kita dapat mengetahui penjelasan mengenai dunia kita. Melainkan dengan memahami sejarah kita juga dapat memahami diri kita sendiri. Tanpa sejarah manusia tidak mempunyai pengetahuan tentang dirinya, terutama dalam proses ada dan mengada atau bagaimana asal usul kita.


Selain itu sejarah menjadi penting karena sebagian besar pengetahuan yang kini ada dan berkembang merupakan warisan sejarah. Suatu pengetahuan yang kita peroleh dari generasi sebelumnya melalui proses pewarisan kultural. Dengan sejarah kita mengetahui identitas kita bahkan identitas bangsa maupun negara kita. Melalui sejarah, orang dapat mempelajari, melestarikan, bahkan mengembangkan ilmu maupun 'budaya' dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu sejarah juga tidak terlepas dari yang namanya kebudayaan => (akan dibahas dalam SEJARAH DAN KEBUDAYAAN). 
Kebudayaan sendiri menurut M.M. Djojodiguno adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa.(Asas-Asas Sosiologi, 1958)
Dan daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa itu yang memiliki ya hanya manusia. Sedangkan manusia merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu berbicara mengenai kebudayaan pasti juga membicarakan masyarakat. Begitu pula halnya jika berbicara mengenai sejarah tentu tidak akan terlepas dari yang namanya masyarakat, karena masyarakat dan sejarah saling berkaitan => (akan dibahas dalam MASYARAKAT DAN SEJARAH)




________
Apakah kamu menghargai sejarahmu? sejarah di sekitar tempat tinggalmu? dan apa kamu menghargai sejarah bangsamu? Jika iya! dengan cara apa kamu menghargai sejarah? 

-->Apakah dengan mempelajari sejarah dari berbagai literatur, atau mungkin dengan hal yang lebih mudah, misalnya mengunjungi tempat-tempat bersejarah??


Banyak dari kita yang mungkin sudah semakin menipis pengetahuan mengenai sejarah-nya. Banyak daerah-daerah yang memiliki nilai sejarah tapi kita tidak mengetahuinya dan hanya orang yang mengetahui mengenai sejarah tersebut saja yang merasa tempat itu berarti. Misalnya (dikutip dari Arsip dan Sejarah : 1980) bila kita pergi dari Surabaya ke Malang, sebelum masuk kota Sidoarjo melalui jembatan kecil di atas selokan. Selokan atau jembatan itu hanya akan berarti bagi mereka yang mengetahui sejarah dibaliknya, yaitu sejarah pemberontakan Gedangan tahun1904 yang dipimpin Kyai Hasan Mukmin--yang disebutkan hanya beberapa orang tua saja yang masih ingat peristiwa itu. Dari contoh diatas dapat kita ketahui bahwa pengetahuan mengenai sejarah generasi muda semakin menipis.


Contoh lain seperti di daerah saya, Medan-Sumut, tragedi kampung kolam saja saya baru dengar saat kuliah atau sejarah di daerah Sunggal mengenai Datuk Badiuzzaman juga saat kuliah saya baru mendengarnya-padahal saya sering melewati Masjid Badiuzzaman. Memalukan sekali pengetahuan saya akan sejarah, yang mungkin juga dikarenakan kurangnya pendidikan yang baik mengenai sejarah oleh guru-guru saya.(tidak bermaksud menyalahkan yaa!)
Dan hal tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi guru-guru di sekolah agar mulai mengajarkan sejarah-sejarah lokal kepada murid-muridnya!








Selain tempat-tempat bersejarah yang tidak eksis seperti diatas, ada juga Museum, Bangunan bersejarah seperti Candi-candi atau bangunan bersejarah lain seperti di luar negeri Tower of London atau Istana To Kapi di Istambul, dsb. yang mungkin dapat kita kunjungi sebagai cara menghargai sejarah.
Disini juga dapat menjadi pelajaran bagi guru-guru sejarah bahwa mengajar sejarah dapat dengan membawa murid-muridnya ke tempat-tempat bersejarah agar murid tidak merasa bosan (metode darmawisata).

Namun dalam kenyataannya tak sedikit orang yang juga tidak menyukai datang ke tempat-tempat bersejarah seperti itu (kecuali untuk mengabadikan momen saat ke tempat tersebut saja, misal hanya untuk koleksi foto).




Seperti ironi, bahwa di negara-negara maju yang sudah lebih modern saja masyarakatnya sangat berminat kepada sejarah. Museum dan tempat-tempat bersejarah dibanjiri para turis dan menjadi tempat kebanggan masyarakat. Bahkan negara menjadikannya juga sebagai salah satu objek wisata untuk pemasukan devisa negara tentunya.

Tidak hanya itu, negara-negara maju tersebut pun berlomba-lomba membuat film bertemakan atau berlatar sejarah yang kita sendiri termasuk penontonnya, contohnya Film Pearl Harbour,  Troy, dll. Bahkan drama seri sejarah kerajaan atau negara mereka pun kebanyakan dari kita menontonnya juga. Contohnya drama sejarah Abad Kejayaan dari Turki, Raja Ashoka dari India, atau Jodha Akbar. Untungnya industri perfilman di Indonesia tampaknya juga mulai membuat film-film bersejarah ya.. 




Jumat, 24 Juli 2015

MANUSIA - MASYARAKAT

Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh dan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kesempurnaan itu terletak pada akal dan adab yang dimiliki manusia. Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak. Manusia sebagai makhluk Tuhan, selain memiliki kehidupan yang bersifat material juga memiliki kehidupan yang bersifat spiritual-pada hakekatnya!.
Selain itu manusia diciptakan dalam sebaik-baiknya bentuk, berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Hal yang membedakannya dapat dilihat dari perbedaan tingkah laku manusia dengan makhluk lain, yaitu antara lain:
  • -Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akal, sedangkan hewan oleh nalurinya
  • -Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan kerja sebagai hasil kerja akal/ dibuat oleh manusia itu sendiri (homo faber)
  • -Sebagian besar kelakuan manusia diperoleh dan dibiasakan melalui proses belajar, sedangkan hewan hanya dari naluri
  • -Manusia mempunyai lambang, manusia dapat berbicara (homo languens) baik secara lisan maupun tulisan untuk berkomunikasi, sedangkan hewan tidak
  • -Manusia dapat bermasyarakat (homo socius) dan berbudaya (homo humanis), manusia bermasyarakat dengan sistem tata tertib yang diciptakan untuk bersama
  • -Manusia memiliki perasaan intelektual dan rasa ingin tahunya tinggi sehingga pengetahuannya terus bertambah
  • -Sebagai bagian dari masyarakat, manusia juga mengadakan usaha (homo economicus) untuk memenuhi kebutuhannya
  • -Manusia memiliki kepercayaan dan atau agama (homo religius) karena menyadari adanya kekuatan gaib yang besar diluar dirinya.
  • -Manusia memiliki perasaan estetis (berkaitan dengan keindahan), perasaan etis (menyangkut moral atau baik-buruk), dan memiliki perasaan akan harga diri.
(lanjut membaca. .



Masyarakat Menurut Beberapa Ahli

  • Men. Drs. JGAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) sebagai wadah segenap antarhubungan sosial, terdiri atas banyak sekali kolektif-kolektif dan kelompok serta tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
  • Prof. MM. Djojodiguno mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kebulatan dari segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
  • Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. Jelasnya, masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

Tugas Manusia Dalam Masyarakat

Manusia menurut Montague (1962: 98-99) ialah sebagai berikut:
  1. Bebas dari respon instingtif terhadap lingkungan sekitar yang merupakan ciri tingkah laku binatang
  2. Potensi yang luar biasa plastisnya untuk perkembangan intelegensi yang kompleks dapat dididik
  3. Kemampuan yang telah dikembangkan untuk pikiran simbolik
  4. Berbicara
  5. Kemampuan yang telah dikembangkan untuk inovasi

Tugas manusia dalam masyarakat
Manusia di dalam masyarakat bertugas sebagai pembentuk, pelaku, dan pemakai masyarakat itu sendiri. Maksudnya, manusia jika bersama-sama di tempat tertentu membentuk masyarakat . Selain itu manusia juga berperan dalam interaksi di masyarakatnya dan manusia sendiri pula yang memakai atribut masyarakat itu. Manusia juga bertugas dalam menjaga dan melestarikan kesepakatan yang diambil oleh masyarakat, Misalnya di masyarakat terdapat norma-norma dan sebagai manusia yang memiliki akal akan memikirkan bagaimana caranya agar tradisi dalam masyarakat tidak hilang, dan lain sebagainya.

Kamis, 23 Juli 2015

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Yang akan dibahas dalam materi Perkembangan Peserta Didik ini antara lain:
  1. HAKEKAT PERKEMBANGAN
  2. TEORI PERKEMBANGAN
  3. PERKEMBANGAN REMAJA
  4. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
  5. KEBUTUHAN REMAJA DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA
  6. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
  7. PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
  8. PERMASALAHAN PADA REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH
  9. IMPLIKASI PERKEMBANGAN REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
silahkan disimak. . :)

Hakekat Perkembangan

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan-perubahan progressif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Warmer(dalam Moks, Haditono, 2006) menyatakan bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan merupakan perubahan progressif dan berkesinambungan yang dialami individu dari sejak lahir hingga akhir hayatnya.

Dalam menjalani perkembangannya setiap individu dibatasi oleh prinsip-prinsip perkembangan yaitu antara lain:
  • Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti
  • Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
  • Perkembangan mengikuti pola
  • Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
  • Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
  • Setiap individu yang normal akan mengalami fase perkembangan
  • Perkembangan ditentukan oleh kematangan


Fase Kematangan
fase kematangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.



Perkembangan dan Proses Belajar


II. PERKEMBANGAN DAN PROSES BELAJAR


Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Belajar menurut Bruner dalam Romberg (1999) ialah proses aktif siswa dalam mengkonstruk atau membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.  Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap, kemauan, kebiasaan, maupun perbuatan atau perilaku.
Belajar berhubungan dengan perkembangan anak. Belajar tidak sama dengan kematangan. Namun kematangan distimulasi oleh faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tidak sesuai dengan kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.


_______
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya, namun tidak semua perubahan disebabkan proses belajar, melainkan ada juga yang disebabkan kematangan. Proses belajar akan memberikan hasil yang optimum jika berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu. Misalnya pada umumnya anak sudah mampu berjalan di usia 2 tahun karena kondisi motorik yang diperlukan anak untuk berjalan sudah matang pada usia tersebut. Namun anak tidak akan otomatis mampu membaca dan menulis pada usia 6 tahun jika tidak mempelajari cara membaca dan menulis, meskipun kematangan kognitif ini sudah tercapai di tahap tersebut.

Dalam proses perkembangan ada juga yang disebut masa peka yang memerlukan pengalaman belajar. Jika masa itu terlewatkan, maka kemampuan yang didukung masa peka tersebut akan terganggu pada usia selanjutnya. Misalnya, masa peka untuk perkembangan sensasi terhadap rentang jarak, tumbuh sekitar 3 tahun melalui aktifitas melompat dan berlari. Jika di usia tersebut anak tidak punya pengalaman mengasyikkan tentang aktifitas berlari dan melompat, anak hanya duduk bermain, maka kecenderungannya di usia dewasa akan sering mengalami masalah saat melompati sesuatu, menaiki tangga, mengatur jarak saat berkendara, dan lain sebagainya.


Selain melihat hubungan antara belajar dari pengalaman dengan perkembangan anak seperti contoh di atas, dapat pula kita lihat proses belajar pada institusi pendidikan, dimana pada sekolah maupun institusi pendidikan lainnya terdapat jenjang-jenjangnya. Misalnya dari Taman Kanak-kanak ke Sekolah Dasar, dari kelas 1 SD ke kelas 2 SD hingga ke kelas 6 SD, dari SD ke SMP, lalu dari SMP ke SMA/SMK, hingga dari SMA/ SMK ke Perguruan Tinggi. Jenjang-jenjang yang ada pada institusi pendidikan tersebut menunjukkan siswa / anak  berada pada satu tahapan perkembangan – mungkin perkembangan usia, kognitif, dsb.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perkembangan dan belajar merupakan proses yang saling mendukung dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan sendiri dalam diri individu pada hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli-ahli yang mengelompokkannya atas dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan moral. Para ahli tersebut menekankan teorinya pada satu atau beberapa dimensi tertentu.


Teori Perkembangan Kognitif Piaget

I.     Teori Perkembangan Kognitif dari Piaget

Jean Piaget (1896-1980), seorang psikolog berkebangsaan Swis, mengajukan sebuah teori penting mengenai perkembangan kognitif. Piaget's Theory menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif berlangsung dalam urutan empat tahap perkembangan kognitif yang mengikuti usia anak. Dan setiaptahap yang terkait usia ini mengandung cara berfikir yang berbeda. Cara berfikir atau cara memahami dunia yang berbeda inilah yang membuat sebuah tahap lebih tinggi dibanding tahap yang lain-HANYA sekadar memiliki informasi yang lebih banyak tidak berarti membuat pemikiran seseorang lebih tinggi. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget:
  1. Tahap Sensorimotor (lahir-2 tahun)
  2. Tahap Praoperasional (2 tahun-7 tahun)
  3. Tahap Operasional Konkret (7 tahun-11 tahun)
  4. Tahap Operasional Formal (11 tahun-15tahun)


Jean_Piaget
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget



Tahapan dalam teori Piaget dapat jelas kita pahami melalui keterangan yang ada dalam Tabel I., namun untuk lebih jelasnya simak ya penjelasannya dibawah ini.!

Tahap pertama yakni tahap sensori motor merupakan tahap perkembangan kognitif yang berlangsung sejak kita lahir hingga berusia 2 tahun. Cara kita memahami dunia masih berada di titik awal dimana di tahap ini bayi memahami sesuatu dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris/indrawi (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan atau tindakan fisik dan motorik. Di awal tahap ini bayi memperlihatkan gerakan yang berupa-sekadar refleks. Di akhir tahap bayi mengembangkan pola-pola sensorimotor dan mulai menggunakan simbol" tertentu. Pemahaman terhadap objek atau suatu benda yaitu object permanence, dimana bayi menganggap benda itu permanen masih tetap di tempatnya meski sudah tidak dapat dilihat, didengar, atau disentuh.

Tahap kedua yaitu tahap praoperasional yang berlangsung di usia 2 hingga 7 tahun. Tahap ini juga disebut tahap intuitif karena anak tampaknya merasa yakin terhadap pengetahuan dan pemahaman mereka tetapi tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui hal-hal yang mereka ketahui tersebut. Di tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata, bayangan-bayangan, dan gambar-gambar. Namun di tahap ini anak belum dapat apa yang disebut operasi(operation) sehingga disebut tahap praoperasional.

Tahap ketiga ialah tahap operasional konkret yang berlangsung antara usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek, berfikir secara logis-sejauh diterapkan dalam contoh-contoh yang spesifik da konkret. Jadi anak di usia ini sudah mampu berfikir secara logis asalkan objeknya berupa benda konkrit yang dapat dilihat atau disentuh, namun untuk hal-hal yang bersifat abstrak dan wujudnya tidak dilihat langsung anak pada tahap ini akan mengalami kesulitan untuk memahaminya.

Dan Tahap terakhir atau tahap keempat dalam teori ini ialah tahap operasional formal yang berlangsung dari usia 11 tahun hingga 15 tahun. Di tahap ini remaja (karena sudah masuk usia remaja) lebih bersifat abstrak, idealis, dan logis. Remaja dapat mengembangkan hipotesis untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan secara sistematis.

Teori-Teori Kognitif

Jika teori-teori Psikoanalisis menekankan pentingnya ketidaksadaran, teori-teori kognitif justru menekankan pikiran-pikiran yang disadari. Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan memanfaatkan semua alat mental yang dimiliki. Seseorang dapat memahami dunia dari caranya memaknai dunia tersebut. 

Dalam hubungannya dengan belajar, dalam pendekatan kognitif belajar dianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang diketahui untuk mencapai pelajaran baru. Atau meskipun secara pasif dipengaruhi lingkungan, orang akan aktif memilih, memutuskan, mempraktikkan, memperhatikan, mengabaikan, dan membuat respon lain untuk mengejar tujuan. Pada pendekatan kognitif yang paling penting adalah bagaimana individu belajar, menerima informasi dan mengingat.


PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Bagan_PsikologiPendidikan
Bagan I. Materi Psikologi Pendidikan

Seperti yang terlihat di Bagan I., materi Psikologi Pendidikan yang akan dibahas dalam blog ini antara lain:
  1. Hakikat Psikologi Pendidikan
  2. Belajar =>Perkembangan dan Proses Belajar
  3. Perbedaan Individu dan Karakteristik Belajar
  4. Motivasi Belajar
  5. Pendekatan Pembelajaran
  6. Disain Pembelajaran
  7. Penilaian
untuk melihat masing-masing bahasan klik pada link masing-masing bahasan ya. .

TEORI PERKEMBANGAN



TEORI PERKEMBANGAN
Dalam postingan kali ini kita akan membahas sedikit masalah mengenai “Teori Perkembangan” yang merupakan bagian dari matakuliah Perkembangan Peserta Didik yang pernah saya pelajari di semester yang sudah lalu.

Bahasan mengenai Teori Perkembangan ini antara lain mengenai:
a. Teori Psikoanalisis
b. Teori Kognitif 
c. Teori Perilaku dan Kognitif Sosial 
d. Teori  Kontekstual Ekologis
dan ada juga bahasan mengenai Orientasi Teoretis Eklektik (pendekatan eklektik) di bagian terakhir. .

 

Dalam masing-masing teori tersebut terdapat hal-hal yang dianggap penting. Dalam teori Psikoseksual Freud, proses-proses biologis dan proses-proses emosional merupakan hal yang dianggap penting dalam melihat perkembangan.

Proses-proses emosional juga dianggap penting dalam teori Psikososial Erikson, teori Kontekstual Ekologis, teori Perilaku dan Sosial Kognitif,  dan teori Kognitif Sosio-budaya Vygotsky.

Teori Vygosky dan teori Kognitif Sosial dalam hal- selain mementingkan proses-proses emosional juga mementingkan proses-proses kognitif tentunya.

Sedangkan teori lain yang mementingkan proses-proses kognitif saja yaitu teori Pemrosesan Informasi dan teori Piaget.

Untuk penjelasan masing-masing teori silahkan klik link yang ada di atas!

Hakekat Psikologi Pendidikan

Karena Psikologi Pendidikan terdiri dari dua kata, maka sebelum kita mengetahui apa itu "Psikologi Pendidikan", ada baiknya kita tahu terlebih dahulu apa itu "Psikologi" dan apa pula yang dimaksud dengan "Pendidikan". Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku, sedangkan Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai tentang karakter.
Untuk defenisi Psikologi Pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi sendiri memiliki pengertian yakni: Ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.
Proses belajar yang dimaksud ialah berlangsungnya aktifitas masuknya informasi melalui panca indera yang menghasilkan pembaharuan pada kognitif dan atau perilaku si-pembelajar tersebut. Sedangkan proses pembelajaran diartikan sebagai pengalaman interaksi antara individu (si-pembelajar) dengan pendidik yang membuat individu memperoleh sesuatu yang baru pada kognitif dan atau perilaku melalui alat inderanya.

Menurut Santrok(2007), Psikologi Pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.

Psikologi pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan tingkat usia. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan taraf perkembangan kognitif anak,(seperti Tahap Perkembangan Kognitif menurut Piaget). Selain itu pada orientasi baru psikologi pendidikan, pembelajaran perlu dilaksanakan berbasis gelombang otak (brain wave). brain wave memberi pengaruh pada gaya belajar dan gaya berfikir seseorang. oleh karena itu dalam pembelajaran di kelas perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat mengakomodasi semua gaya belajar untuk mencegah peserta didik kehilangan informasi belajar yang penting karena gaya belajar yang dimilikinya.

Dengan mempelajari Psikologi Pendidikan kita dapat mengetahui bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana pendidik dapat efektif melaksanakan pembelajaran. Dalam Psikologi Pendidikan, pendidik juga akan efektif melaksanakan pembelajaran jika berpedoman pada prinsip di bawah ini:
  • Memberi perhatian pada "Bagaimana Cara Belajar"--Bukan pada "Untuk apa belajar?". Karena anak/ siswa selalu butuh pengetahuan bagaimana caranya belajar!
  • Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan pemahaman, cara menyusun gagasan, cara menguasai pelajaran yang sulit, serta cara menuangkan pikiran secara jelas melalui tulisan.
  • Melibatkan peseta didik dalam proses belajar mengajar. Menanyakan pendapat-pendapat para peserta didik, menanyakan tingkat kesulitan pelajaran ataupun tugas, mendiskusikan cara agar pelajaran menarik dari waktu ke waktu, mendiskusikan dengan siswa mengenai kriteria penilaian. Kesemuanya itu merupakan cara agar peserta didik lebih giat lagi belajar.
  • Peserta didik perlu dilatih untuk mau berpikir sendiri. Guru mengajari bagaimana berpikir dan memfasilitasi kegiatan berpikir siswanya.
  • Pendidik memiliki potensi untuk menjadi guru yang hebat, jadi teruslah mempelajari psikologi pendidikan hingga pembelajaran efektif.

Fokus utama pengkajian psikologi pendidikan ialah "siswa dalam proses belajar dan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar dan pembelajaran. Psikologi pendidikan memberi pemahaman tentang anak sebagai si-pembelajar, bagaimana anak belajar, bagaimana guru membelajarkan, bagaimana guru memotivasi anak belajar, serta bagaimana guru mengevaluasi hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna esesnsial perlunya pengkajian psikologi pendidikan adalah agar guru dapat melaksanakan tugas mendidik&mengajar secara profesional berdasar pada landasan filosofi pendidikan, teori-teori belajar dan pembelajaran yang telah teruji.
 
catatan pentingnya: dengan psikologi pendidikan, guru atau pendidik dapat memahami perannya untuk membuat siswa atau peserta didik mau dan tau bagaimana cara belajar,
bukan memberi informasi sebanyak mungkin-melainkan membuat peserta didik menyukai kegiatan mencari informasi sebanyak mungkin.
Seorang  pendidik yang memiliki keahlian mendidik akan mampu membuat orang belajar, dan efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan di dalam kelas. Pemahamannya mengenai proses pembelajaran dan isi pelajaran luas dan terorganisasi dengan baik. Selain memahami materi ajar, juga memahami strategi umum pembelajaran yang dapat diterapkan dalam semua subjek seperti: prinsip manajemen kelas, mengajar efektif dan evaluasi.

Semua peserta didik sepatutnya mendapatkan perhatian yang sama dan pendidikan standar dari pendidiknya. Semua anak patut berhasil!! . Oleh karena itu alangkah baiknya jika semua pendidik memiliki kualitas mendidik yang sama dan memahami prinsip-prinsip ilmu pendidikan dan psikologi pendidikan, serta memiliki empat kompetensi menjadi guru yang profesional..