II.
PERKEMBANGAN DAN PROSES BELAJAR
Belajar dapat didefenisikan sebagai
proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Belajar
menurut Bruner dalam Romberg (1999) ialah proses aktif siswa dalam mengkonstruk
atau membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Sesuatu yang baru tersebut
tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap,
kemauan, kebiasaan, maupun perbuatan atau perilaku.
Belajar berhubungan dengan perkembangan
anak. Belajar tidak sama dengan kematangan. Namun kematangan distimulasi oleh
faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tidak sesuai
dengan kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.
_______
Berbagai
perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya, namun tidak
semua perubahan disebabkan proses belajar, melainkan ada juga yang disebabkan
kematangan. Proses belajar akan memberikan hasil yang optimum jika berlangsung
dalam kondisi kematangan tertentu. Misalnya pada umumnya anak sudah mampu
berjalan di usia 2 tahun karena kondisi motorik yang diperlukan anak untuk
berjalan sudah matang pada usia tersebut. Namun anak tidak akan otomatis mampu
membaca dan menulis pada usia 6 tahun jika tidak mempelajari cara membaca dan
menulis, meskipun kematangan kognitif ini sudah tercapai di tahap tersebut.
Dalam
proses perkembangan ada juga yang disebut masa peka yang memerlukan pengalaman
belajar. Jika masa itu terlewatkan, maka kemampuan yang didukung masa peka
tersebut akan terganggu pada usia selanjutnya. Misalnya, masa peka untuk
perkembangan sensasi terhadap rentang jarak, tumbuh sekitar 3 tahun melalui
aktifitas melompat dan berlari. Jika di usia tersebut anak tidak punya pengalaman
mengasyikkan tentang aktifitas berlari dan melompat, anak hanya duduk bermain,
maka kecenderungannya di usia dewasa akan sering mengalami masalah saat
melompati sesuatu, menaiki tangga, mengatur jarak saat berkendara, dan lain
sebagainya.
Selain
melihat hubungan antara belajar dari pengalaman dengan perkembangan anak seperti
contoh di atas, dapat pula kita lihat proses belajar pada institusi pendidikan,
dimana pada sekolah maupun institusi pendidikan lainnya terdapat
jenjang-jenjangnya. Misalnya dari Taman Kanak-kanak ke Sekolah Dasar, dari
kelas 1 SD ke kelas 2 SD hingga ke kelas 6 SD, dari SD ke SMP, lalu dari SMP ke
SMA/SMK, hingga dari SMA/ SMK ke Perguruan Tinggi. Jenjang-jenjang yang ada
pada institusi pendidikan tersebut menunjukkan siswa / anak berada pada satu tahapan perkembangan – mungkin
perkembangan usia, kognitif, dsb.
Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa perkembangan dan belajar merupakan proses yang
saling mendukung dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan sendiri dalam
diri individu pada hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli-ahli yang
mengelompokkannya atas dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan
moral. Para ahli tersebut menekankan teorinya pada satu atau beberapa dimensi
tertentu.
Selain
itu terdapat yang namanya “Otak Belajar”.
Kendali
seluruh saraf yang ada dalam tubuh manusia ialah otak. Oleh karena itu dalam
belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar juga berarti
mengembangkan otak. Sejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200 milyar sel.
Setiap sel siap dikembangkan untuk memproses informasi.
Perkembangan sel otak
mengikuti sistem yang kompleks. Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah
setidaknya sampai usia remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh
myelination. Myelination merupakan sebuah proses dimana banyak sel otak dan
sistem saraf diselimuti oleh lapisan lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Myelination
yang diperlukan dalam memfokuskan perhatian baru akan lengkap perkembangannya
di usia akhir Sekolah dasar. Hal ini berimplikasi bahwa anak-anak sulit untuk
mempertahankan perhatian pada jangka waktu yang lama. Perhatian mereka akan
mengingat sejalan dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu dalam belajar
anak memerlukan segmen istirahat di antara mata pelajaran di sekolah. Jaringan otak
perlu distimulasi agar terjadi myelination.
Perkembangan otak erat kaitannya
dengan perkembangan kognitif yang diperlukan untuk belajar. Sehingga saat ini
dikenal pembelajaran berbasis gelombang otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar