Kamis, 23 Juli 2015

Perkembangan dan Proses Belajar


II. PERKEMBANGAN DAN PROSES BELAJAR


Belajar dapat didefenisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Belajar menurut Bruner dalam Romberg (1999) ialah proses aktif siswa dalam mengkonstruk atau membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.  Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap, kemauan, kebiasaan, maupun perbuatan atau perilaku.
Belajar berhubungan dengan perkembangan anak. Belajar tidak sama dengan kematangan. Namun kematangan distimulasi oleh faktor belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika diberikan tidak sesuai dengan kematangan yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu.


_______
Berbagai perubahan terjadi pada diri individu selama rentang kehidupannya, namun tidak semua perubahan disebabkan proses belajar, melainkan ada juga yang disebabkan kematangan. Proses belajar akan memberikan hasil yang optimum jika berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu. Misalnya pada umumnya anak sudah mampu berjalan di usia 2 tahun karena kondisi motorik yang diperlukan anak untuk berjalan sudah matang pada usia tersebut. Namun anak tidak akan otomatis mampu membaca dan menulis pada usia 6 tahun jika tidak mempelajari cara membaca dan menulis, meskipun kematangan kognitif ini sudah tercapai di tahap tersebut.

Dalam proses perkembangan ada juga yang disebut masa peka yang memerlukan pengalaman belajar. Jika masa itu terlewatkan, maka kemampuan yang didukung masa peka tersebut akan terganggu pada usia selanjutnya. Misalnya, masa peka untuk perkembangan sensasi terhadap rentang jarak, tumbuh sekitar 3 tahun melalui aktifitas melompat dan berlari. Jika di usia tersebut anak tidak punya pengalaman mengasyikkan tentang aktifitas berlari dan melompat, anak hanya duduk bermain, maka kecenderungannya di usia dewasa akan sering mengalami masalah saat melompati sesuatu, menaiki tangga, mengatur jarak saat berkendara, dan lain sebagainya.


Selain melihat hubungan antara belajar dari pengalaman dengan perkembangan anak seperti contoh di atas, dapat pula kita lihat proses belajar pada institusi pendidikan, dimana pada sekolah maupun institusi pendidikan lainnya terdapat jenjang-jenjangnya. Misalnya dari Taman Kanak-kanak ke Sekolah Dasar, dari kelas 1 SD ke kelas 2 SD hingga ke kelas 6 SD, dari SD ke SMP, lalu dari SMP ke SMA/SMK, hingga dari SMA/ SMK ke Perguruan Tinggi. Jenjang-jenjang yang ada pada institusi pendidikan tersebut menunjukkan siswa / anak  berada pada satu tahapan perkembangan – mungkin perkembangan usia, kognitif, dsb.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perkembangan dan belajar merupakan proses yang saling mendukung dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan sendiri dalam diri individu pada hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli-ahli yang mengelompokkannya atas dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, sosial dan moral. Para ahli tersebut menekankan teorinya pada satu atau beberapa dimensi tertentu.



Selain itu terdapat yang namanya “Otak Belajar”.

Kendali seluruh saraf yang ada dalam tubuh manusia ialah otak. Oleh karena itu dalam belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar juga berarti mengembangkan otak. Sejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200 milyar sel. Setiap sel siap dikembangkan untuk memproses informasi. 
Perkembangan sel otak mengikuti sistem yang kompleks. Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh myelination. Myelination merupakan sebuah proses dimana banyak sel otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Myelination yang diperlukan dalam memfokuskan perhatian baru akan lengkap perkembangannya di usia akhir Sekolah dasar. Hal ini berimplikasi bahwa anak-anak sulit untuk mempertahankan perhatian pada jangka waktu yang lama. Perhatian mereka akan mengingat sejalan dengan pertambahan usianya. Oleh karena itu dalam belajar anak memerlukan segmen istirahat di antara mata pelajaran di sekolah. Jaringan otak perlu distimulasi agar terjadi myelination.
Perkembangan otak erat kaitannya dengan perkembangan kognitif yang diperlukan untuk belajar. Sehingga saat ini dikenal pembelajaran berbasis gelombang otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar